Senin, 14 September 2015

Karya Tulis Perkembangan Pariwisata di Karangasem




KARYA ILMIAH
PERKEMBANGAN OBJEK WISATA
di KABUPATEN KARANGASEM


Oleh :
NAMA      : PUTU EKA YUDA AGUSTIN LONG
























KATA PENGANTAR

            Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan karya tulis tentang Perkembangan Objek Wisata di Kabupaten Karangasem.
Karya ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas sebagai peserta Pengenalan Lingkungan Kampus Politeknik Negeri Bali. Saya menyadari bahwa penyusunan karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya karya ilmiah ini.
           Semoga dengan adanya karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

Amlapura, 29 Agustus 2015

Putu Eka Yuda AgustinLong














DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………….………1
KATA PENGANTAR………………………………….……….…….2
DAFTAR ISI…………………………………………………….….…3
DAFTAR GAMBAR…………………………………...……….…….4
DAFTAR TABEL……………………………………………….…….5
BAB I PENDAHULUAN……………………………...……….…….6
1.1  Latar Belakang……………………………………………….…….6
1.2  Tujuan………………………………………………………….…..6
1.3  Batasan Masalah……………………………………………….…..6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………..………7
BAB III METODELOGI……………………………………….…… 8
BAB IV PENJELASAN DAN PENYELESAIAN…………...……..9
BAB V PENUTUP…………………………………………….....…..17
5.1 Simpulan……………………………………………………..……17
5.2 Saran…………………………………………………………...….17
5.3 Daftar Pustaka………………………………………………….....17


                      







Daftar Gambar
Gambar 2.1 Taman Sukasada Ujung…………………………………….9
Gambar 2.2 Tirta Gangga………………………………………………..12
Gambar 2.3Pantai Candidasa…………………………………………...13
Gambar 2.4 Desa Tenganan……………………………………………..14
Gambar 2.5 Kain Geringsing Tenganan………………………………...15
Gambar 2.6 Tradisi Geret Pandan………………………………………15
















Daftar Tabel
Tabel 3.1 Jumlah pengunjung Taman Sukasada Ujung……………11
Tabel 3.2 Jumlah pengunjung Tirta Gangga……………………….12
Tabel 3.3 Jumlah pengunjung Candidasa………………………….13
Tabel 3.4 Jumlah pengunjung Desa Wisata Tenganan…………….16


















BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang

Selain Indonesia memiliki sumber daya alam dan  sumber daya manusia yang melimpah, Indonesia juga memiliki alam yang indah yang memiliki daya tarik tersendiri. Banyak wisatawan yang datang ke Indonesia untuk berlibur dan menikmati indahnya alam Indonesia. Dari ribuan pulau yang ada di Indonesia, Bali merupakan pulau yang peling terkenal dan banyak memiliki tempat wisata. Banyak turis asing lebih mengenal nama Bali dibandingkan dengan Indonesia.
     Bali memiliki tempat wisata yang menarik sihingga tiap tahun Bali selalu menjadi tujuan objek wisata bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Para wisatawan tidak hanya tertarik dengan keindahan alam di Bali tetapi juga tertarik terhadap budaya dan tradisinya.
     Bali memiliki 8 kabupaten yang memiliki objek wisata di masing-masing kabupaten. Salah satunya adalah Kabupaten Karangasem. Kabupaten yang terletak di ujung timur pulau Bali ini memiliki beberapa objek wisata yang menarik minat wisatawan. Pemerintah sangat mendukung perkembangan objek wisata di Kabupaten Karangasem dengan memperbaiki akses jalan menuju ke tempat objek wisata. Namun objek wisata di Karangasem masih belum dikenal khalayak luas.Oleh karena itu, maka penulis ingin menjelaskan mengenai perkembangan objek wisata di Kabupaten Karangasem.




1.2   Tujuan
Adapun tujuan penulisan ini yaitu untuk menjelaskan objek wisata yang terdapat di Kabupaten Karangasem dan memenuhi tugas peserta Pengenalan Kehidupan Kampus Politeknik Negeri Bali.

1.3   Batasan Masalah
Mengingat banyaknya objek wisata yang terdapat di Kabupaten Karangasem dan terbatasnya waktu maka penulis membatasi bahasan karya tulis ini hanya pada beberapa objek wisata yang terdapat di Kabupaten Karangasem, antara lain : Objek Wisata Taman Sukasada Ujung, Objek Wisata Tirta Gangga, Objek Wisata Candidasa, dan Desa Wisata Tenganan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kabupaten Karangasem sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Bali. Ibu kotanya berada di Amlapura. Kabupaten ini secara geografis terletak antara 800'00" - 841'37,8" Lintang Selatan dan 11535'9,8" - 11554'8,9" Bujur Timur. Wilayah Kabupaten Karangasem di sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Selat Lombok, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Klungkung, Bangli dan Buleleng sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia. Luas wilayah Kabupaten Karangasem 839,54 Km2 yang terbagi menjadi delapan kecamatan.
Keberadaan Industri kecil yang ada di Kabupaten Karangasem beraneka ragam dengan berbagai produk barang/ jasa yang dihasilkan seperti halnya industri yang bergerak bidang makanan, minuman, keperluan rumah tangga dan perkantoran, jasa service maupun kerajinan. Diantara industri kecil yang ada, industri kecil bidang kerajinan merupakan jumlah yang paling banyak. Ada sekitar 14 Obyek Wisata yang tersebar di wilayah Kabupaten Karangasem sebagai pendukung investasi. Diantara Obyek wisata tersebut adalah Bukit Jambul, Besakih dan Telaga Waja (Kecamatan Rendang)Putung (KecamatanSelat) Iseh(Kecamatan Sidemen) Agrowisata Salak Sibetan (Kecamatan Bebandem) Puri Agung Karangasem, Taman Sukasada Ujung dan Candidasa (Kecamatan Karangasem) Taman Tirtagangga serta Jemeluk (Kecamatan Abang) Tenganan serta Padang Bai (KecamatanManggis) Tulamben ( Kecamatan Kubu).











BAB III

METODOLOGI

Lokasi dan Waktu Penelitian
1.      Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui searching di internet dan buku pariwisata
2.      Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 28-29 Agustus  2015
Metode yang Digunakan
            Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini,untuk memperoleh data- data yang dibutuhkan penulis menggunakan beberapa metode penulisan sebagai berikut :
      1.Studi Internet
Yaitu penulis melakukan browsing melalui situs-situs internet sesuai
          dengan materi karya tulis ini.
      2. Metode Observasi
            Yaitu penulis melakukan pengamatan di tempat objek wisata.


















BAB IV

PENJELASAN dan PENYELESAIAN
Di Karangasem Pariwisata menjadi salah satu penopang perekonomian masyarakat. Terutama masyarakat yang tinggal di sekitar objek wisata. Beberapa objek wisata tersebut antar lain : Taman Sukasada Ujung, Tirta Gangga,  Candidasa, dan Desa Wisata Tenganan. Berikut adalah penjelasan masing-masing objek wisata tersebut :
Taman Ujung Karangasem
Taman Ujung Karangasem atau sering disebut dengan nama Taman Sukasada, salah satu tempat wisata di Bali timur yang sangat jarang di ketahui oleh wisatawan domestik.Bagi yang pernah melakukan foto pre wedding di Bali, tempat wisata taman Sukasada pasti pernah di dengar atau memang melakukan foto pre wedding. Pertanyaannya, apa hubungannya dengan Taman Ujung Karangasem dengan foto pre wedding di Bali?Taman Ujung Karangasem, salah satu tempat favorit calon pengantin untuk melakukan foto pre wedding. Baik calon pengantin orang Bali atau dari daerah lain di Indonesia.Malahan Taman Ujung Karangasem Bali, lebih terkenal sebagi tempat pre wedding dibandingkan sebagai objek wisata di Bali. Taman Sukasada Karangasem sangat layak dipromosikan untuk menjadi salah satu tempat wisata favorit di Bali.
Lokasi Taman Ujung Karangasem, berada di banjar Ujung, Desa Tumbu Kabupaten Karangasem.Sangat susah untuk meyakinkan wisatawan untuk wisata ke Taman Ujung Sukasada, karena tidak pernah melihat langsung seperti apa taman ini. Tetapi, dengan gencarnya pemerintah melakukan promosi dan perawatan, taman ini menjadi semakin menarik dan sudah cukup banyak wisatawan yang mengetahui tentang Taman Sukasada Ujung.
 
Gambar 2.1 Taman Sukasada Ujung

Taman Ujung Soekasada dibangun oleh raja karangasem, bernama I Gusti Bagus Jelantik. Memiliki gelar dengan nama, Agung Anglurah Ketut Karangasem. Taman Ujung Soekasada dibangun pada tahun 1901 dengan nama kolam Dirah, artinya kolam tempat pembuangan, bagi orang yang menguasai ilmu hitam. Kemudian pada tahun 1909, raja Karangasem memerintahkan seorang arsitektur Belanda, bernama Van Den Hentz dan arsitektur orang Tiongkok, bernama Loto Ang, untuk mengembangkan kolam Dirah, menjadi tempat peristirahatan Raja Karangasem.Pembangunan dari taman Ujung Soekasada, juga di bantu oleh arsitektur orang Bali dari Kerajaan Karangasem.Selain untuk tempat peristirahatan raja, dibangun juga tempat untuk raja Karangasem bersemedi dan tempat untuk menjamu tamu kerajaan Karangasem. Pembangunan dari taman Ujung Soekasada, selesai pada tahun 1921.
Di taman Ujung Soekasada terdapat 3 kolam besar yang terdapat dalam satu tempat, hanya letak kolam dipisah-pisah. 1 kolam berada di bagian selatan dan 2 kolam berada di bagian utara.Di tengah kolam bagian selatan, terdapat sebuah bangunan yang berada di tengah kolam, nama dari bangunan ini adalah Bale Bengong. Bangunan dari Bale Bengong tidak menggunakan dinding.Kolam yang berada di Utara, luasnya lebih besar dari pada kolam yang berada di selatan. Di tengah-tengah kolam di bagian utara, terdapat jembatan yang digunakan untuk melintasi kolam.Ditengah kolam yang dihubungkan oleh jembatan, terdapat bangunan yang dulunya digunakan sebagai tempat peristirahatan raja Karangasem. Karena bagunan peristirahatan raja ini terlihat menggantung, maka masyarakat setempat menyebutnya dengan nama istana gantung.Arsitektur dari istana peristirahatan raja Karangasem memiliki keunikan tersendiri, karena penggambungan dari arsitektur Eropa jaman pertengahan dan arsitektur Bali.Ciri khas dari arsitektur Eropa dapat dilihat dari terdapatnya kaca warna warni, yang terdapat di dinding bangunan peristirahatan raja, mirip seperti desain dari gereja yang ada di Eropa.Dari jendela dalam kamar peristirahatan raja, anda dapat melihat kolam dengan bunga Tujung / Lotus yang berwarna putih dan merah.Arsitektur dari taman Ujung Soekasada, saat ini tidak seperti aslinya. Hal ini dikarenakan terjadi berbagai peristiwa sejarah, membuat arsitektur dari taman Ujung Soekasada mengalami kerusakan. Seperti pada peristiwa penjajahan Jepang di Bali. Pagar besi digunakan untuk sejata berperang oleh masyarakat sekitar. Kerusakan terparah terjadi pada tahun 1963, pada saat Gunung Agung meletus. Semenjak saat itu, taman Ujung Soekasada, tidak mendapat perawatan. Pada tahun 2000, Puri Karangsem dan pemerintah Kabupaten Karangasem melakukan perbaikan tanpa merubah bentuk asli dari taman Ujung Soekasada.Harga Tiket Masuk Taman Ujung Soekasada
Tiket masuk, Rp 10.000 / orang
Parkir mobil, Rp 5.000 / mobil
Tiket masuk untuk photo shooting, IDR 600.000



Tabel 3.1
Jumlah pengunjung Taman Sukasada Ujung
Hari
Wisatawan Lokal
Wisatawan Mancanegara
Senin
8
2
Selasa
6
5
Rabu
2
4
Kamis
10
2
Jumat
9
3
Sabtu
13
7
Minggu
12
10
Jumlah
60
33

Transportasi umum yang tersedia untuk tujuan objek wisata taman Ujung Karangasem Bali, hampir tidak ada. Jadi hanya dengan menggunakan kendaraan sendiri pilihannya.
Tirta Gangga Karangasem
Lokasi dari taman Tirta Gangga Karangasem, berada di tengah areal persawahan dan air yang ada di taman ini berasal dari mata air Rejasa. Taman ini masih milik kerajaan Karangasem.Luas area dari taman Tirtagangga 1,2 hektar, yang memanjang dan membentang dari arah timur ke barat. Terdapat tiga tingkatan bangunan di taman Tirtagangga Bali. Di bangunan tertinggi terdapat mata air yang berada di bawah pohon beringin. Bangunan level kedua, terdapat kolam renang dan bangunan yang paling bawah terdapat kolam hias dengan air mancur.Pada saat wisatawan memasuki taman Tirtagangga, hal pertama yang wisatawan lihat adalah hamparan kolam air dan terdapat satu buah candi yang menjulang tinggi di bagian kanan. Didalam kolam air tersebut, wisatawan dapat melihat ikan hias dan dasar dari kolam. Air di taman ini sangat jernih dan sejuk, karena air kolam berasal dari mata air bukan dari air olahan. Mata air di taman Tirtagangga oleh masyarakat lokal dianggap sebagai air suci. Digunakan dalam upacara keagamaaan di daerah sekitar taman Tirtagangga.Mata Air Rejasa memiliki jumlah air yang sangat besar, jernih dan menyejukkan. Sepertiga dari pasokan mata air Rejasa di kirim ke rumah penduduk di Kota Amlapura (ibu kota Karangasem) dan dua pertiganya digunakan untuk mengisi kolam dan keluaran dari air kolam langsung di pergunakan untuk pertanian.Penulis pernah berenang di kolam air Tirta Gangga, airnya sangat sejuk dan bening. Rasanya benar-benar berbeda dengan berenang dikolam renang buatan manusia. Saya sarankan jika anda berlibur ke objek wisata Tirta Gangga, untuk menyempatkan diri berenang di kolam ini.
 
 
Gambar 2.2 Tirta Gangga

Nama dari objek wisata Tirta Gangga, berasal dari kata Tirta yang berarti air suci dan Gangga yang artinya nama sungai di India. Taman air Tirtagangga Karangasem, dibangun pada tahun 1946 oleh raja Karangasem, Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem Agung.Komplek taman Tirta Gangga Karangasem sebelumnya pernah hancur oleh letusan gunung Agung pada tahun 1963. Pemerintah kabupaten Karangasem membangun kembali taman ini dan diperuntukan untuk kawasan wisata.
Tabel 3.2
Jumlah pengunjung Tirta Gangga
Hari
Wisatawan Lokal
Wisatawan Mancanegara
Senin
8
6
Selasa
6
9
Rabu
8
7
Kamis
7
10
Jumat
9
12
Sabtu
20
15
Minggu
29
18
Jumlah
87
77

Candidasa
Kawasan wisata Candidasa letaknya berdekatan dengan kawasan wisata yang lain, yang menarik untuk dikunjungi. Seperti objek wisata Tenganan, pantai Padang Bai, Taman Ujung Sukasada, Tirta Gangga dan masih banyak lagi yang lain. Umumnya orang berwisata ke Candi Dasa karena ingin menikmati suasana yang berbeda dari kawasan pariwisata yang berada di Bali selatan. Kawasan Candi Dasa adalah kawasan resort yang mirip dengan kawasan objek wisata Sanur. Terdapat hotel mulai dari kelas melati sampai hotel berbintang, juga tersedia cafe, bar dan restoran.

Gambar 2.3 Pantai Candidasa

Hotel di Candidasa seperti hotel Rama Candidasa, Puri Bagus Candidasa hotel. Selain hotel, Candi Dasa juga memiliki pantai pasir putih.Sebagian besar objek wisata di Bali timur, belum memiliki hotel yang berstandar International dan bagi wisatawan untuk mendapatkan hotel berbintang di Bali timur, pilihannya adalah Candi Dasa. Kawasan Candidasa selalu ramai oleh turis sehingga jika melalui Candidasa pengendara motor maupun mobil harus menurunkan kecepatannya demi keselamatan dan kenyamanan bersama.


Tabel 3.3
Jumlah pengunjung Objek Wisata Candidasa
Hari
Wisatawan Lokal
Wisatawan Mancanegara
Senin
8
8
Selasa
9
9
Rabu
8
11
Kamis
10
14
Jumat
5
12
Sabtu
15
7
Minggu
18
9
Jumlah
73
70
Desa Wisata Tenganan
Tenganan sebuah desa tradisional di Bali dan salah satu tempat wisata di Bali favorit wisatawan mancanegara untuk berkunjung. Desa tradisional ini berlokasi di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem.

Gambar 2.4 Desa Tenganan

Desa Tenganan Karangasem, salah satu dari tiga desa di Bali yang termasuk kategori Bali Aga. Dua diantaranya ialah desa Trunyan di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, dan Desa Sembiran di Kecamatan Tejakule, Kabupaten Buleleng. Arti dari Bali Aga ialah desa yang gaya hidup masyarakatnya, masih berpedoman pada peraturan dan adat istiadat peninggalan leluhur, dari jaman sebelum kerajaan Majapahit.
Arsitektur rumah, balai pertemuan dan pura yang dibangun, sangat mempertahankan aturan adat istiadat secara turun – temurun. Ciri – ciri bangunan rumah penduduk, terbuat dari campuran batu merah, batu sungai, tanah dan mempunyai ukuran yang relatif sama.
Mata pencaharian peduduk desa Tenganan Karangasem, umumnya sebagai petani padi. Sebagian kecil ada juga sebagai pengrajin. Kerajinan khas penduduk desa Tenganan Karangasem antara lain, anyaman bambu, ukir – ukiran, lukisan diatas daun lontar serta kain tenun. Kain tenun yang di buat oleh penduduk desa ini diberi nama kain Gringsing. Oleh karena itu, desa traditional ini juga disebut dengan nama Tenganan Pegringsingan Bali.

Gambar 2.5 Kain Geringsing Tenganan

Dari dahulu penduduk desa ini, terkenal dengan keahliannya menenun kain Gringsing. Kain Gringsing tersebut dikerjakan dengan cara teknik dobel ikat. Teknik ini hanya satu – satunya di Indonesia, sehingga kain Gringsing hasil karya masyarakat Tenganan tersebut sangat terkenal ke seluruh dunia.

Gambar 2.6 Tradisi Geret Pandan
Penduduk desa Tenganan, memiliki tradisi yang sangat unik. Setiap tahun pada pertengahan bulan Juli, digelar tradisi mageret pandan (perang pandan). Yaitu ritual sepasang pemuda desa, saling sayat menggunakan duri – duri dari daun pandan di atas panggung mereka. Akibat sayatan duri daun pandan tersebut, akan menimbulkan luka di punggung pemuda desa.
Setelah selesai perang pandan, luka akan diobati dengan obat tradisional antiseptik dari bahan umbi – umbian. Saat diolesi obat, punggung para pemuda akan terasa sangat perih. Luka tersebut akan mengering dan sembuh dalam beberapa hari. Tradisi ini dilakukan untuk melatih mental dan fisik warga desa Tenganan. Pada saat acara perang pandan pertengahan bulan July, anda akan melihat banyak fotografer yang meliput acara ini.
Tabel 3.4
Jumlah pengunjung Desa Wisata Tenganan
Hari
Wisatawan Lokal
Wisatawan Mancanegara
Senin
0
2
Selasa
0
3
Rabu
0
2
Kamis
0
4
Jumat
0
0
Sabtu
2
0
Minggu
2
6
Jumlah
4
17
Melihat banyaknya objek wisata di Karangasem dan sudah mulainya wisatawan berdatangan ke objek wisata di karangasem, ini mendakan bahwa perkembangan pariwisata di Karangasem berkembang pesat dan menunjang perekonomian masyarakat Karangasem. Dilihat pula dari jumlah pengunjung ke dapat diketahui bahwa objek wisata yang ada di Karangasem mulai dikenal Wisatawan Asing. Pemerintah Karangasem juga hingga saat ini tetap melakukan terobosan dengan memperbaiki fasilitas dan akses jalan menuju objek wisata.


















BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
          Dapat disimpulakan bahwa perkembangan objek wisata di Karangasem berkembang cukup pesat dan mulai diminati oleh wisatawan melihat jumlah wisatawan yang terus bertambah.  
5.2 Saran
Saran saya yaitu:
1.     Wisatawan turut serta dalam menjaga kebersihan di objek wisata.
2.     Pemerintah harus lebih aktif dalam mempromosikan objek wisata di Karangasem.

5.3 Daftar Pustaka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar