KARYA ILMIAH
PERKEMBANGAN OBJEK WISATA
di KABUPATEN KARANGASEM
Oleh :
NAMA :
PUTU EKA YUDA AGUSTIN LONG
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan
karya tulis tentang Perkembangan Objek Wisata di Kabupaten Karangasem.
Karya ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas sebagai
peserta Pengenalan Lingkungan Kampus Politeknik Negeri Bali. Saya menyadari
bahwa penyusunan karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya karya
ilmiah ini.
Semoga dengan adanya karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
penulis.
Amlapura, 29 Agustus 2015
Putu Eka Yuda AgustinLong
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL………………………………………….………1
KATA PENGANTAR………………………………….……….…….2
DAFTAR ISI…………………………………………………….….…3
DAFTAR
GAMBAR…………………………………...……….…….4
DAFTAR
TABEL……………………………………………….…….5
BAB I
PENDAHULUAN……………………………...……….…….6
1.1
Latar
Belakang……………………………………………….…….6
1.2
Tujuan………………………………………………………….…..6
1.3
Batasan
Masalah……………………………………………….…..6
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA……………………………..………7
BAB IV
PENJELASAN DAN PENYELESAIAN…………...……..9
BAB V PENUTUP…………………………………………….....…..17
5.1 Simpulan……………………………………………………..……17
5.2 Saran…………………………………………………………...….17
5.3 Daftar Pustaka………………………………………………….....17
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Taman Sukasada
Ujung…………………………………….9
Gambar 2.2 Tirta
Gangga………………………………………………..12
Gambar 2.3Pantai Candidasa…………………………………………...13
Gambar 2.4 Desa Tenganan……………………………………………..14
Gambar 2.5 Kain Geringsing Tenganan………………………………...15
Gambar 2.6 Tradisi Geret Pandan………………………………………15
Daftar Tabel
Tabel 3.1 Jumlah pengunjung Taman
Sukasada Ujung……………11
Tabel 3.2 Jumlah pengunjung Tirta Gangga……………………….12
Tabel 3.3 Jumlah pengunjung Candidasa………………………….13
Tabel 3.4 Jumlah pengunjung Desa Wisata
Tenganan…………….16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Selain Indonesia
memiliki sumber daya alam dan sumber
daya manusia yang melimpah, Indonesia juga memiliki alam yang indah yang
memiliki daya tarik tersendiri. Banyak wisatawan yang datang ke Indonesia untuk
berlibur dan menikmati indahnya alam Indonesia. Dari ribuan pulau yang ada di
Indonesia, Bali merupakan pulau yang peling terkenal dan banyak memiliki tempat
wisata. Banyak turis asing lebih mengenal nama Bali dibandingkan dengan
Indonesia.
Bali
memiliki tempat wisata yang menarik sihingga tiap tahun Bali selalu menjadi
tujuan objek wisata bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Para wisatawan
tidak hanya tertarik dengan keindahan alam di Bali tetapi juga tertarik
terhadap budaya dan tradisinya.
Bali
memiliki 8 kabupaten yang memiliki objek wisata di masing-masing kabupaten.
Salah satunya adalah Kabupaten Karangasem. Kabupaten yang terletak di ujung
timur pulau Bali ini memiliki beberapa objek wisata yang menarik minat
wisatawan. Pemerintah sangat mendukung perkembangan objek wisata di Kabupaten
Karangasem dengan memperbaiki akses jalan menuju ke tempat objek wisata. Namun
objek wisata di Karangasem masih belum dikenal khalayak luas.Oleh karena itu,
maka penulis ingin menjelaskan mengenai perkembangan objek wisata di Kabupaten
Karangasem.
1.2
Tujuan
Adapun
tujuan penulisan ini yaitu untuk menjelaskan objek wisata yang terdapat di
Kabupaten Karangasem dan memenuhi tugas peserta Pengenalan Kehidupan Kampus
Politeknik Negeri Bali.
1.3
Batasan
Masalah
Mengingat
banyaknya objek wisata yang terdapat di Kabupaten Karangasem dan terbatasnya
waktu maka penulis membatasi bahasan karya tulis ini hanya pada beberapa objek
wisata yang terdapat di Kabupaten Karangasem, antara lain : Objek Wisata Taman
Sukasada Ujung, Objek Wisata Tirta Gangga, Objek Wisata Candidasa, dan Desa
Wisata Tenganan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kabupaten
Karangasem sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Bali. Ibu kotanya berada
di Amlapura. Kabupaten ini secara geografis terletak antara 800'00" -
841'37,8" Lintang Selatan dan 11535'9,8" - 11554'8,9" Bujur
Timur. Wilayah Kabupaten Karangasem di sebelah utara berbatasan dengan Laut
Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Selat Lombok, sebelah barat berbatasan
dengan Kabupaten Klungkung, Bangli dan Buleleng sedangkan sebelah selatan
berbatasan dengan Samudera Indonesia. Luas wilayah Kabupaten Karangasem 839,54
Km2 yang terbagi menjadi delapan kecamatan.
Keberadaan
Industri kecil yang ada di Kabupaten Karangasem beraneka ragam dengan berbagai
produk barang/ jasa yang dihasilkan seperti halnya industri yang bergerak
bidang makanan, minuman, keperluan rumah tangga dan perkantoran, jasa service
maupun kerajinan. Diantara industri kecil yang ada, industri kecil bidang
kerajinan merupakan jumlah yang paling banyak. Ada sekitar 14 Obyek Wisata yang
tersebar di wilayah Kabupaten Karangasem sebagai pendukung investasi. Diantara
Obyek wisata tersebut adalah Bukit Jambul, Besakih dan Telaga Waja (Kecamatan
Rendang)Putung (KecamatanSelat) Iseh(Kecamatan Sidemen) Agrowisata Salak
Sibetan (Kecamatan Bebandem) Puri Agung Karangasem, Taman Sukasada Ujung dan
Candidasa (Kecamatan Karangasem) Taman Tirtagangga serta Jemeluk (Kecamatan
Abang) Tenganan serta Padang Bai (KecamatanManggis) Tulamben ( Kecamatan Kubu).
BAB III
METODOLOGI
Lokasi dan
Waktu Penelitian
1.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui
searching di internet dan buku pariwisata
2.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada
tanggal 28-29 Agustus 2015
Metode
yang Digunakan
Dalam penulisan karya tulis ilmiah
ini,untuk memperoleh data- data yang dibutuhkan penulis menggunakan beberapa
metode penulisan sebagai berikut :
1.Studi Internet
Yaitu penulis melakukan browsing melalui situs-situs
internet sesuai
dengan materi karya tulis ini.
dengan materi karya tulis ini.
2. Metode
Observasi
Yaitu
penulis melakukan pengamatan di tempat objek wisata.
BAB IV
PENJELASAN dan
PENYELESAIAN
Di Karangasem
Pariwisata menjadi salah satu penopang perekonomian masyarakat. Terutama
masyarakat yang tinggal di sekitar objek wisata. Beberapa objek wisata tersebut
antar lain : Taman Sukasada Ujung, Tirta Gangga, Candidasa, dan Desa Wisata Tenganan. Berikut
adalah penjelasan masing-masing objek wisata tersebut :
Taman Ujung Karangasem
Taman
Ujung Karangasem atau sering disebut dengan nama Taman Sukasada, salah satu
tempat wisata di Bali timur yang sangat jarang di ketahui oleh wisatawan
domestik.Bagi yang pernah melakukan foto pre wedding di Bali, tempat wisata
taman Sukasada pasti pernah di dengar atau memang melakukan foto pre
wedding. Pertanyaannya, apa hubungannya dengan Taman Ujung Karangasem
dengan foto pre wedding di Bali?Taman Ujung Karangasem, salah satu tempat
favorit calon pengantin untuk melakukan foto pre wedding. Baik calon pengantin
orang Bali atau dari daerah lain di Indonesia.Malahan Taman Ujung
Karangasem Bali, lebih terkenal sebagi tempat pre wedding dibandingkan sebagai
objek wisata
di Bali. Taman Sukasada Karangasem sangat
layak dipromosikan untuk menjadi salah satu tempat wisata favorit di Bali.
Lokasi Taman Ujung Karangasem, berada di banjar Ujung, Desa Tumbu Kabupaten Karangasem.Sangat susah untuk meyakinkan wisatawan untuk wisata ke Taman Ujung Sukasada, karena tidak pernah melihat langsung seperti apa taman ini. Tetapi, dengan gencarnya pemerintah melakukan promosi dan perawatan, taman ini menjadi semakin menarik dan sudah cukup banyak wisatawan yang mengetahui tentang Taman Sukasada Ujung.
Lokasi Taman Ujung Karangasem, berada di banjar Ujung, Desa Tumbu Kabupaten Karangasem.Sangat susah untuk meyakinkan wisatawan untuk wisata ke Taman Ujung Sukasada, karena tidak pernah melihat langsung seperti apa taman ini. Tetapi, dengan gencarnya pemerintah melakukan promosi dan perawatan, taman ini menjadi semakin menarik dan sudah cukup banyak wisatawan yang mengetahui tentang Taman Sukasada Ujung.
Taman Ujung Soekasada dibangun oleh raja karangasem,
bernama I Gusti Bagus Jelantik. Memiliki gelar dengan nama, Agung Anglurah
Ketut Karangasem. Taman Ujung Soekasada dibangun pada tahun 1901 dengan nama
kolam Dirah, artinya kolam tempat pembuangan, bagi orang yang menguasai ilmu
hitam. Kemudian pada tahun 1909, raja Karangasem memerintahkan seorang
arsitektur Belanda, bernama Van Den Hentz dan arsitektur orang Tiongkok,
bernama Loto Ang, untuk mengembangkan kolam Dirah, menjadi tempat
peristirahatan Raja Karangasem.Pembangunan dari taman Ujung Soekasada, juga di
bantu oleh arsitektur orang Bali dari Kerajaan Karangasem.Selain untuk tempat
peristirahatan raja, dibangun juga tempat untuk raja Karangasem bersemedi dan
tempat untuk menjamu tamu kerajaan Karangasem. Pembangunan dari taman Ujung
Soekasada, selesai pada tahun 1921.
Di taman Ujung Soekasada terdapat 3 kolam besar yang
terdapat dalam satu tempat, hanya letak kolam dipisah-pisah. 1 kolam berada di
bagian selatan dan 2 kolam berada di bagian utara.Di tengah kolam bagian
selatan, terdapat sebuah bangunan yang berada di tengah kolam, nama dari
bangunan ini adalah Bale Bengong. Bangunan dari Bale Bengong tidak menggunakan
dinding.Kolam yang berada di Utara, luasnya lebih besar dari pada kolam yang
berada di selatan. Di tengah-tengah kolam di bagian utara, terdapat
jembatan yang digunakan untuk melintasi kolam.Ditengah kolam yang dihubungkan oleh
jembatan, terdapat bangunan yang dulunya digunakan sebagai tempat
peristirahatan raja Karangasem. Karena bagunan peristirahatan raja ini terlihat
menggantung, maka masyarakat setempat menyebutnya dengan nama istana
gantung.Arsitektur dari istana peristirahatan raja Karangasem memiliki keunikan
tersendiri, karena penggambungan dari arsitektur Eropa jaman pertengahan dan
arsitektur Bali.Ciri khas dari arsitektur Eropa dapat dilihat dari terdapatnya
kaca warna warni, yang terdapat di dinding bangunan peristirahatan raja,
mirip seperti desain dari gereja yang ada di Eropa.Dari jendela dalam kamar
peristirahatan raja, anda dapat melihat kolam dengan bunga Tujung / Lotus yang
berwarna putih dan merah.Arsitektur dari taman Ujung Soekasada, saat ini tidak
seperti aslinya. Hal ini dikarenakan terjadi berbagai peristiwa sejarah,
membuat arsitektur dari taman Ujung Soekasada mengalami kerusakan. Seperti
pada peristiwa penjajahan Jepang di Bali. Pagar besi digunakan untuk sejata berperang
oleh masyarakat sekitar. Kerusakan terparah terjadi pada tahun 1963, pada saat
Gunung Agung meletus. Semenjak saat itu, taman Ujung Soekasada, tidak
mendapat perawatan. Pada tahun 2000, Puri Karangsem dan pemerintah Kabupaten
Karangasem melakukan perbaikan tanpa merubah bentuk asli dari taman
Ujung Soekasada.Harga Tiket Masuk Taman Ujung Soekasada
Tiket
masuk, Rp 10.000 / orang
Parkir
mobil, Rp 5.000 / mobil
Tiket
masuk untuk photo shooting, IDR 600.000
Tabel
3.1
Jumlah
pengunjung Taman Sukasada Ujung
Hari
|
Wisatawan
Lokal
|
Wisatawan
Mancanegara
|
Senin
|
8
|
2
|
Selasa
|
6
|
5
|
Rabu
|
2
|
4
|
Kamis
|
10
|
2
|
Jumat
|
9
|
3
|
Sabtu
|
13
|
7
|
Minggu
|
12
|
10
|
Jumlah
|
60
|
33
|
Transportasi umum yang tersedia untuk tujuan objek
wisata taman Ujung Karangasem Bali, hampir tidak ada. Jadi hanya dengan
menggunakan kendaraan sendiri pilihannya.
Tirta Gangga Karangasem
Lokasi dari taman Tirta Gangga
Karangasem, berada di tengah areal persawahan dan air yang ada di taman ini
berasal dari mata air Rejasa. Taman ini masih milik kerajaan Karangasem.Luas
area dari taman Tirtagangga 1,2 hektar, yang memanjang dan membentang dari arah
timur ke barat. Terdapat tiga tingkatan bangunan di taman Tirtagangga Bali. Di
bangunan tertinggi terdapat mata air yang berada di bawah pohon beringin.
Bangunan level kedua, terdapat kolam renang dan bangunan yang paling bawah
terdapat kolam hias dengan air mancur.Pada saat wisatawan memasuki taman
Tirtagangga, hal pertama yang wisatawan lihat adalah hamparan kolam air dan
terdapat satu buah candi yang menjulang tinggi di bagian kanan. Didalam kolam
air tersebut, wisatawan dapat melihat ikan hias dan dasar dari kolam. Air di
taman ini sangat jernih dan sejuk, karena air kolam berasal dari mata air bukan
dari air olahan. Mata air di taman Tirtagangga oleh masyarakat lokal
dianggap sebagai air suci. Digunakan dalam upacara keagamaaan di daerah sekitar taman
Tirtagangga.Mata Air Rejasa memiliki jumlah air yang sangat besar, jernih
dan menyejukkan. Sepertiga dari pasokan mata air Rejasa di kirim ke rumah
penduduk di Kota Amlapura (ibu kota Karangasem) dan dua pertiganya digunakan
untuk mengisi kolam dan keluaran dari air kolam langsung di pergunakan untuk
pertanian.Penulis pernah berenang di kolam air Tirta Gangga, airnya sangat
sejuk dan bening. Rasanya benar-benar berbeda dengan berenang dikolam renang
buatan manusia. Saya sarankan jika anda berlibur ke objek wisata Tirta
Gangga, untuk menyempatkan diri berenang di kolam ini.
Nama dari objek wisata Tirta
Gangga, berasal dari kata Tirta yang berarti air suci dan Gangga yang artinya
nama sungai di India. Taman air Tirtagangga Karangasem, dibangun pada
tahun 1946 oleh raja Karangasem, Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem
Agung.Komplek taman Tirta Gangga Karangasem sebelumnya pernah hancur oleh
letusan gunung Agung pada tahun 1963. Pemerintah kabupaten Karangasem membangun
kembali taman ini dan diperuntukan untuk kawasan wisata.
Tabel
3.2
Jumlah
pengunjung Tirta Gangga
Hari
|
Wisatawan
Lokal
|
Wisatawan
Mancanegara
|
Senin
|
8
|
6
|
Selasa
|
6
|
9
|
Rabu
|
8
|
7
|
Kamis
|
7
|
10
|
Jumat
|
9
|
12
|
Sabtu
|
20
|
15
|
Minggu
|
29
|
18
|
Jumlah
|
87
|
77
|
Candidasa
Kawasan wisata
Candidasa letaknya berdekatan dengan kawasan wisata yang lain, yang menarik
untuk dikunjungi. Seperti objek wisata Tenganan, pantai Padang Bai, Taman Ujung Sukasada, Tirta Gangga dan masih banyak lagi yang lain.
Umumnya orang berwisata ke Candi Dasa karena ingin menikmati suasana yang berbeda
dari kawasan pariwisata yang berada di Bali selatan. Kawasan Candi Dasa adalah
kawasan resort yang mirip dengan kawasan objek wisata Sanur. Terdapat hotel
mulai dari kelas melati sampai hotel berbintang, juga tersedia cafe, bar dan
restoran.
Hotel di Candidasa seperti hotel Rama Candidasa, Puri Bagus Candidasa
hotel. Selain hotel, Candi Dasa juga memiliki pantai pasir putih.Sebagian
besar objek wisata
di Bali timur, belum memiliki hotel yang berstandar International dan bagi
wisatawan untuk mendapatkan hotel berbintang di Bali timur, pilihannya adalah
Candi Dasa. Kawasan Candidasa selalu ramai oleh turis sehingga jika melalui
Candidasa pengendara motor maupun mobil harus menurunkan kecepatannya demi
keselamatan dan kenyamanan bersama.
Tabel
3.3
Jumlah
pengunjung Objek Wisata Candidasa
Hari
|
Wisatawan
Lokal
|
Wisatawan
Mancanegara
|
Senin
|
8
|
8
|
Selasa
|
9
|
9
|
Rabu
|
8
|
11
|
Kamis
|
10
|
14
|
Jumat
|
5
|
12
|
Sabtu
|
15
|
7
|
Minggu
|
18
|
9
|
Jumlah
|
73
|
70
|
Desa Wisata Tenganan
Tenganan sebuah desa
tradisional di Bali dan salah satu tempat wisata di Bali favorit wisatawan mancanegara untuk
berkunjung. Desa tradisional ini berlokasi di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem.
Desa Tenganan Karangasem, salah satu dari tiga desa di Bali
yang termasuk kategori Bali Aga. Dua diantaranya ialah desa Trunyan di Kecamatan Kintamani, Kabupaten
Bangli, dan Desa Sembiran di Kecamatan Tejakule, Kabupaten Buleleng. Arti dari
Bali Aga ialah desa yang gaya hidup masyarakatnya, masih berpedoman pada
peraturan dan adat istiadat peninggalan leluhur, dari jaman sebelum kerajaan
Majapahit.
Arsitektur rumah, balai
pertemuan dan pura yang dibangun, sangat mempertahankan aturan adat istiadat
secara turun – temurun. Ciri – ciri bangunan rumah penduduk, terbuat dari
campuran batu merah, batu sungai, tanah dan mempunyai ukuran yang relatif sama.
Mata
pencaharian peduduk desa Tenganan Karangasem, umumnya sebagai petani padi.
Sebagian kecil ada juga sebagai pengrajin. Kerajinan khas penduduk desa
Tenganan Karangasem antara lain, anyaman bambu, ukir – ukiran, lukisan diatas
daun lontar serta kain tenun. Kain tenun yang di buat oleh penduduk desa ini
diberi nama kain Gringsing. Oleh karena itu, desa traditional ini juga disebut
dengan nama Tenganan Pegringsingan Bali.
Dari
dahulu penduduk desa ini, terkenal dengan keahliannya menenun kain Gringsing.
Kain Gringsing tersebut dikerjakan dengan cara teknik dobel ikat. Teknik ini
hanya satu – satunya di Indonesia, sehingga kain Gringsing hasil karya
masyarakat Tenganan tersebut sangat terkenal ke seluruh dunia.
Penduduk desa Tenganan, memiliki
tradisi yang sangat unik. Setiap tahun pada pertengahan bulan Juli, digelar
tradisi mageret pandan (perang pandan). Yaitu ritual sepasang pemuda desa,
saling sayat menggunakan duri – duri dari daun pandan di atas panggung mereka.
Akibat sayatan duri daun pandan tersebut, akan menimbulkan luka di punggung
pemuda desa.
Setelah selesai perang pandan,
luka akan diobati dengan obat tradisional antiseptik dari bahan umbi – umbian.
Saat diolesi obat, punggung para pemuda akan terasa sangat perih. Luka tersebut
akan mengering dan sembuh dalam beberapa hari. Tradisi ini dilakukan untuk
melatih mental dan fisik warga desa Tenganan. Pada saat acara perang pandan
pertengahan bulan July, anda akan melihat banyak fotografer yang meliput
acara ini.
Tabel
3.4
Jumlah
pengunjung Desa Wisata Tenganan
Hari
|
Wisatawan
Lokal
|
Wisatawan
Mancanegara
|
Senin
|
0
|
2
|
Selasa
|
0
|
3
|
Rabu
|
0
|
2
|
Kamis
|
0
|
4
|
Jumat
|
0
|
0
|
Sabtu
|
2
|
0
|
Minggu
|
2
|
6
|
Jumlah
|
4
|
17
|
Melihat banyaknya
objek wisata di Karangasem dan sudah mulainya wisatawan berdatangan ke objek
wisata di karangasem, ini mendakan bahwa perkembangan pariwisata di Karangasem
berkembang pesat dan menunjang perekonomian masyarakat Karangasem. Dilihat pula
dari jumlah pengunjung ke dapat diketahui bahwa objek wisata yang ada di
Karangasem mulai dikenal Wisatawan Asing. Pemerintah Karangasem juga hingga
saat ini tetap melakukan terobosan dengan memperbaiki fasilitas dan akses jalan
menuju objek wisata.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dapat disimpulakan bahwa perkembangan
objek wisata di Karangasem berkembang cukup pesat dan mulai diminati oleh
wisatawan melihat jumlah wisatawan yang terus bertambah.
5.2 Saran
Saran saya yaitu:
1.
Wisatawan
turut serta dalam menjaga kebersihan di objek wisata.
2.
Pemerintah
harus lebih aktif dalam mempromosikan objek wisata di Karangasem.
5.3 Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar